Thursday, August 13, 2009

BISAKAH ANGIN BERBISIK?

tika aku disini,
tidak ada yang mampu melihat hadirku,
bagai mengoncang dedahan dan ranting,
tapi tidak nampak akar puncanya,
detik-detik daun berguguran,
mungkin masih terkatup kata asilahmu,
mengabdi pada egomu,
menutup rapat pelukkan jiwamu,
walau hatimu memberontak,
berbicara padamu,
tapi dirimu tidak pernah mendengar rintihannya.

tika aku menyapamu,
kau merasakan dinginku,
namun tiada rasa sayang pada belaian itu,
sejuk itu dibiar membeku,
seperti hatimu yang kaku,
tinggi atmosfera egomu,
hingga hatimu,
tergantung tanpa dirimu,
dimana kau sisip ikhlasmu.

tika aku mula berbisik,
cupingmu membuka matanya melihat,
namun tetap egomu mengheret keluar siulanku,
menjahit rapat hingga sezarah tidak terlalu,
hatimu terus sepi tanpa bisikku,
terkaku sendiri kerna egomu.

angin pun mungkin dapat berbisik,
kerna egomu menebal dihati,
berilah hatimu berbicara,
berilah hatimu telinga,
berilah hatimu terasa belaian tiupanku,
berilah hatimu merasa,
berilah hatimu ruang,
berilah hatimu dirimu,
kerna egomu itu,
angin pun tidak bisa berbisik.

No comments: